Menganlisis metode metodologi dalam lirik lagu "Secukupnya" Hindia


Kajian Seni Rupa dan Desain

Rifki Aghitiadi Muklas

Jurusan Desain Komunikasi dan Visual, Fakulatas Bahasa dan Seni

Indraprasta PGRI

Pendahuluan

Lirik lagu merupakan media komunikasi yang efektif. Melalui lirik, penyair menggunakan kreativitasnya untuk menciptakan daya tarik unik dalam lagu tersebut. Permainan bahasa seperti gaya bahasa, variasi vokal, dan penggunaan kata-kata dengan makna terdistorsi memberikan keunikan pada lirik. Salah satu cara menyampaikan pesan adalah melalui musik yang mengandung pesan melalui lirik dan melodi. Musik dapat menyampaikan pesan tentang fenomena, masalah, dan topik yang mempengaruhi kehidupan. Mendengarkan lagu-lagu tentang kesehatan mental dapat membuat pendengar merasa terhubung dan tidak sendirian dalam perjuangan mereka. Musik memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan seputar kesehatan mental, dengan pencipta lagu berbagi pengalaman, memberikan dukungan, dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu tersebut.

Musik telah berkembang menjadi sebuah perilaku sosial yang kompleks dan universal, di mana setiap masyarakat memiliki apa yang disebut dengan musik. Seorang musisi mempunyai kekuatan untuk berbicara melalui karya musiknya sebagai kompas moral yang bisa dibagikan ke khalayak luas. Solois Hindia, melakukan debut solonya pada tahun 2019 mendapat banyak sorotan dengan karya lagunya yang kental dengan kehidupan sosial dan nilai-nilai kemanusiaan. Melalui penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mengetahui makna kritik sosial dalam lirik lagu Secukupnya karya Hindia.

 Lagu “Secukupnya” adalah track kedelapan dari album “Menari Dengan Bayangan” yang terdiri dari lima belas lagu. Lagu ini telah meraih popularitas tinggi dengan tiga versi video musik resmi. Versi pertama diunggah di kanal YouTube Sun Eater telah dilihat sekitar 8,1 juta kali per tanggal 8 Agustus 2023. Versi kedua, di kanal YouTube Hindia, mencapai 7,3 juta penayangan pada tanggal yang sama. Sementara versi ketiga di kanal YouTube Visinema Picture mencapai 43 juta penayangan hingga tanggal tersebut. Ini mencerminkan daya tarik yang besar dari lagu ini di kalangan penggemar musik

Kerangka teoritik metodologi

Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis semiotika Ferdinand de Saussure. Menurut Saussure, bahasa disamakan dengan karya musik karena kedua-duanya memerlukan pemahaman atas keseluruhan, bukan hanya bagian-bagian individu.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi non-participan dan dokumentasi. Observasi non-participant adalah proses pengamatan oleh pengamat tanpa terlibat dalam kehidupan orang yang dialami, dalam hal ini penelitian hanya melakukan observasi terhadap lirik lagu yang telah dilihat oleh penulis. Penelitian ini menggunakan datapremier dan skunder

Teori Simiotika Ferdinand de Saussure

Dalam penelitian ini, analisis data merujuk pada upaya untuk menemukan makna dari tanda-tanda yang terdapat dalam lirik lagu “Secukupnya” yang dinyanyikan oleh Hindia, dengan menggunakan pendekatan semiotika dari Saussure. Pendekatan semiotika tersebut berguna untuk melihat pesan resiliensi yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Langkah berikutnya dalam analisis data ini adalah dengan membagi keseluruhan lirik lagu menjadi unit analisis berdasarkan bait lagu. Selanjutnya, teori semiotika Saussure akan digunakan untuk memeriksa cara tanda-tanda (yaitu kata-kata) berhubungan dengan objek penelitian.

Analisi bait perbait pada lirik lagu

Bait pertama menyampaikan pesan-pesan penting tentang kehidupan dan kesejahtaan emosianal

Bait kedua menyoroti pada makna emosinal dan penyampaian pesan tentang empati, kepedulian dan dukungan dslam mengatasi kesulitan dalam kehidupan.

Bait ketiga lagu menggambarkan perjalanaan emosional yang berarti dalam mengatasi kesulitan dan kekgagalan dalam hidup.

Bait keempat lagu menggambarkan dampak emosional dari kenangan masa lalu, sakit hati dalam keluarga, dan matinya hubungan.

Bait kelima menggambarkan perenungan terhadap masa lalu, perasaan rindu, keinginan untuk melarikan diri, dan kekelahan dalam mengatasi tanggung jawab

Bait keenam menyampaikan pesan mengenai kegagalan dan kesedihan dengan bijaksana , serta menjaga harapan untuk masa depan

Bait ketujuh mengekspersikanmakna tentang siklus alam kehidupan yang penuh perubahan dan pertumbuhan

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukan bahwa lagu “secukupnya” karya hindia memiliki makna yang mendalam bai pendengarnya. Analisis semiotika Ferdinand De Saussure menyoroti pesan resiliensi yang kuat dalam lirik lagu, mengidentifikasi tekad untuk bangkit dari tantangan dan mengatasi kesulitan, serta memberi wawasan tentang peran musik dan lirik sebagai alat ekspresi dan inspirasi.


daftar pustaka

https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/view/1445

https://sukoharjo.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-2035821643/lirik-lagu-secukupnya-hindia-maknanya-bagus-banget-untuk-orang-yang-tengah-menghadapi-masalah?page=all


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami makna dalam lirik lagu "secukupnya" oleh Hindia

Mengekspresikan diri dalam Kajian Seni rupa dan Desain